Semua tulisan di sini adalah hasil uneg-uneg kala bete berat, jam kuliah kosong, dan ketika hotspot kampus bisa diajak kerja sama.
RSS

About Me

Foto Saya
LiliQue
Anak bungsu dari 4 bersaudara. Waktu kecil nakal setengah mati dan hobi banget berkelahi. Sekarang jadi mahasiswi teknik informatika Universitas Negeri Malang yang masih aja sering pulang karena kangen masakan ibu tercinta (yah gimana ga kangen masakan rumah kalo makanan anak kos ya begitu-begitu aja!). Punya rambut panjang sepunggung tapi sering dipanggil 'Mas', tinggi semampai (a.k.a semeter tak sampai). Selalu dapat peran jadi hantu kalo ada drama gara2 punya mata besar dan nakutin kalo melotot. Enggak terlalu berbakat berurusan sama anak kecil karena kalo ada anak kecil yg tadinya diam pasti cemberut begitu liat aku, yg tadiny ketawa ngakak malah nangis terisak..(ga tau knapa padahal akunya diem aja...ckck...ckck...).
Lihat profil lengkapku
Welcome to My Blog

Yang melirik Blog seadanya ini..

ULTRAVIOLET



Hmm…awalnya gue tertarik nonton film ini karena udah pernah nonton akting nya Mila Jovovich di Resident Evil. Ada sedikit kemiripan sih memang antara dua film itu yaitu basic cerita tentang ‘another creature’ selain manusia, hewan,tumbuhan atau makhluk normal lainnya. Cuma kalo di Resident Evil creature-nya Zombie, nah kalo di sini creature-nya lebih ke Hemophage,meski ada ‘creature’ lain yang disebut ‘Blood Chinois’ (ga tau nih mereka makhluk apaan tapi yang jelas mereka kayaknya demen makan darah Cuma mereka juga bukan Vampire, Nah kalo gitu mereka apaan yah? Siluman nyamuk mungkin, nyamuk kan hobi minum darah juga to?).

Sayang gue ga sempat merhatiin kapan film ini dibuat atau produksinya siapa. Cuma for your information, Film ini rilis lebih dulu daripada Resident Evil…

Cerita film ini bermula saat sebuah virus yang rencananya dibuat untuk membuat prajurit Amerika menjadi lebih kuat mengalami kegagalan. Virus itu malah membuat manusia yang menjadi inangnya berubah menjadi ‘Hemophage’ (gue ga terlalu jelas apa itu hemophage, tapi kayaknya seseorang yang struktur tubuhnya bisa berubah akibat dari kelainan darah ). Karena pihak militer gagal mengisolir virus ini, akhirnya virus ini mulai menjangkiti warga sipil dan menjadi terror bagi mereka yang masih sehat.

Awalnya seorang penderita hemophage ini disuruh mengenakan gelang pengenal sebagai tanda bahwa dia sudah terjangkit virus. Ga bisa dipungkiri lagi, akhirnya para penderita ini dijauhi masyarakat dan dikucilkan, bener-bener diskriminasi deh pokoknya! Kemudian karena penderita makin hari makin banyak, para penderita ini dipanggil untuk ditempatkan dalam suatu daerah khusus. Alasannya sih buat diobati tapi ternyata ga seorang hemophage pun yang pernah muncul lagi setelah masuk ke sana. Ga diceritain di daerah itu mereka diapain, tapi kayaknya ya dibunuh deh…

Sementara itu, oknum-oknum berkuasa bernafsu banget buat membasmi hemophage yang masih tersisa. Dan jelas para Hemophage juga tidak tinggal diam. Walhasil terjadilah saling memata-matai dan susup menyusup.



Tersebutlah seorang hemophage bernama Violet yang berhasil menyusup ke pertahanan Arch Ministry atau Kementrian Agung dan berhasil mencuri senjata yang berhasil mereka kembangkan untuk membasmi para Hemophage. Sebenarnya Violet sudah dipesan untuk tidak melihat senjata itu dan hanya membawanya ke kelompok Hemophage dari ‘atasannya’, tapi violet melanggarnya dan……VOILAAA!!! Senjata pembasmi hemophage itu ternyata seorang anak kecil yang hanya bisa berumur 8 jam!!!

Karena ga tega dan yakin bahwa dengan sedikit ‘modifikasi’ pada darah anak itu dapat menjadi penawar dan membuat para Hemophage kembali normal maka Violet menentang kaumnya dan kabur dengan membawa anak kecil yang belakangan mengaku bernama Six itu.

Sekarang bukan Cuma Kementrian Agung yang memburunya, tapi juga kaumnya sendiri, bahkan kaumnya ini meminta bantuan kepada Chinois Darah untuk menangkapnya (fiuhhh…gue terpana dengan scene pertarungan Violet dan Chinois darah! Bisa bayangin gimana caranya menghindari puluhan peluru sambil menari? Well, kalo ga, silahkan liat scene ini deh!!).

Sayang, setelah menghadapi pertempuran-pertempuran sengit baik dengan kaum hemophage atau Kementrian Agung, nyawa Six ga tertolong karena waktu hidup 8 jamnya sudah abis, jadi Violet menemani Six main-main dulu di sebuah taman bermain sebelum ajal menjemput.

Tapi ternyata bahkan setelah Six tewas, Kementrian Agung masih mengincar jasad Six untuk diutak-atik, mereka merampasnya dari Violet dan membunuhnya (setidaknya begitulah sangkaan mereka). Ternyata Violet berhasil dihidupkan lagi oleh salah satu temannya yang ahli di bidang kimia dan weapon. Violet yang tadinya mengira Six sudah meninggal ingat bahwa saat ia menangis, air matanya jatuh ke jasad Six sehingga otomatis Six berubah menjadi Hemophage dan punya harapan hidup lebih panjang.


Dengan dibantu temannya tadi, Violet menerobos markas besar Arch Ministry untuk menyelamatkan Six sebelum pihak Kementrian memotong-motong tubuh Six (iiihhh…masa’ di film ini para dokter Kementrian kalo mau membedah pake alat yang mirip banget sama gergaji mesin !!!). Di sinilah terjadi pertempuran sengit antara Violet dan Dexus, wakil cardinal Arch Ministry yang merupakan akar dari bencana virus Hemophage. Ternyata tujuan sebenarnya dari Dexus ini bukan membasmi Hemophage (karena Dexus ternyata juga Hemophage), tapi membuat manusia normal terkena virus ini sehingga siapapun yang ingin selamat ya harus berkorban alias mengeluarkan biaya dong!! Duit? Tetep,boleh kas ataupun kredit (setidaknya seperti itulah yang gue tangkap dari pembicaraan Violet dengan Dexus).

Pertempuran terakhir dengan Dexus ini berlangsung di kegelapan yang sedikit menyulitkan buat Violet karena dia adalah seorang Hemophage yang sangat peka terhadap cahaya sementara Dexus dapat melihat maximal dalam kegelapan karena dia bisa mengaktifkan penglihatan mode gelap (kok kayak kamera handphone ya, ada modus gelapnya juga, ha…ha…ha…ha…).

Film ini penuh dengan special effect seperti film-film sejenis lainnya, tapi ada beberapa scene yang special effect-nya terkesan “ BO’ONG BANGET” seperti pas Violet naek motor n dikejar-kejar Kementrian dengan helikopter tempur, keliatan banget kalo itu ga asli, tapi film ini masih lumayan oke kok, ada beberapa scene tentang penggunaan proyeksi trus senjata-senjata yang mereka pakai, seperti pedang atau pistol mampu diprogram muncul dari sebuah gelang! Apalagi ditambah dengan ngliat aktingnya Mila yang berkesan ‘UNBEATABLE WOMAN’ itu, wah…bisa dijadiin inspirasi tuh buat yang pengen jadi cewek kuat dan anti cengeng!!

Buat yang ga suka film sad ending, jangan khawatir, Film ini happy ending kok!!!

0 komentar:

Posting Komentar